Metode Pulling the Casting

Pulling the casting merupakan salah metode yang bisa digunakan untuk flasking. Flasking adalah menanam model dengan malam dan gigi tiruan / mahkota gigi ke dalam suatu tempat yang disebut flask atau kuvet untuk mendapatkan alat bantu perawatan di kedokteran gigi, antara lain gigi tiruan cekat maupun gigi tiruan lepas, baik sebagian maupun seluruhnya.

Ciri-ciri flasking dengan metode pulling the casting diantaranya seluruh permukaan model kerja yang tidak tertutup wax tertutup gips. Semua gigi pengganti terbuka, begitu juga semua wax (base plate dan flange) terbuka.


Langkah-langkah dalam Pulling the Casting diantaranya :

1. Membuat Desain dan Batas

Pembuatan desain dan batas di sini, yang dimaksudkan adalah untuk menentukan batas-batas plat dasar pada model rahang atas hingga distal gigi molar ke-1 rahang atas dan juga membuat desain atau pola untuk tempat pemasangan labial arch dan u-loop.

Pembuatan desain dilakukan dengan pensil, model digambari dengan bentuk verkeilung pada cervical gigi-gigi anterior hingga molar satu atas. Pada 1/3 incisal gigi-gigi anterior dibuat desain dengan pensil untuk pemasangan labial arch kemudian pada gigi premolar 1, digambar pula desain untuk u-loop.

2. Membuat U-Loop

Buat labial arch dari distal caninus kiri hingga caninus kanan rahang atas, lalu buat u-loop pada gigi premolar pertama kanan dan kiri rahang atas. Sisa kawat masuk ke distal gigi premolar pertama kanan dan kiri dan menempel pada palatum, lalu bengkokkan ke arah mesial (premolar satu). Alat yang digunakan dalam pembuatan ini adalah tang ortho, yaitu tang bulat dan tang pipih atau tang universal (tang borobudur) saja serta kawat klamer berdiameter 0,7 mm (20cm).

3. Model Malam untuk Base Plate

Pembuatan base plate dilakukan setelah labial arch dengan u-loop dipasang pada model. Bahan yang digunakan dalam pembuatan base plate adalah wax atau malam yang disebut dengan base plate wax (Gambar 1) yaitu lilin / malam pelat landasan yang komposisinya meliputi lilin lebah untuk memberi elastisitas, paraffin, carnauba untuk mengatur titik cair, dan zat warna estetis.

Syarat base plate haruslah mudah dibentuk dalam keadaan lunak tanpa sobek dan patah, mudah diukir, larut dalam air panas tanpa residu, serta tidak mencemari model. Wax jenis ini biasanya diperdagangkan dalam bentuk lembaran dengan ukuran 14,5 x 7,5 x 2 mm.

Adapun langkah-langkah pembuatan base plate adalah sebagai berikut:

a. Ambil wax model secukupnya

b. Panaskan dengan lampu spiritus sampai lunak

c. Tempel dengan cara menekan di atas model kerja yang telah dibuat desain / batasnya

d. Wax dipotong kelebihannya sesuai dengan desain yang telah dibuat menggunakan lee crown mess

e. Buat bentuk verkeilung pada cervical gigi anterior hingga molar satu atas, sesuai desain

f. Haluskan seluruh permukaan sehingga ketebalan wax merata pada seluruh permukaan plat dasar

4. Flasking : Penanaman Model

Adalah suatu tahap yang pada dasarnya adalah penanaman model pada kuvet bagian bawah dengan gips plaster (plaster of paris). Untuk metode Pulling the Casting, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Model tertutup gips

b. Wax dan gigi terbuka

c. Pastikan model dapat masuk secara sempurna pada kuvet bawah, jika tidak dapat masuk dengan baik, maka perlu digunakan trimmer.

Flasking dengan metode Pulling the Casting mempunyai langkah-langkah seperti di bawah ini:

1. Kuvet, perlu dipastikan terlebih dahulu apakah terjadi metal to metal atau tidak. Hal ini diperlukan untuk memastikan dan menjadi patokan keadaan kuvet pada saat dipress waktu pembuatan kontra model nantinya.

2. Memastikan model kerja dapat masuk secara baik ke kuvet. Jika model terlalu besar atau kuvet terlalu kecil bisa disesuaikan ukuran model kerja dengan menggunakan model trimmer. Dengan langkah yang benar dan benar-benar dipastikan model kerja masuk ke dalam kuvet.

3. Mengaduk gips dengan perbandingan gips:air sebesar 3:2. Hal yang perlu diperhatikan adalah dalam mengaduk gips kecepatan pengadukan benar-benar harus diperhatikan. Walaupun waktu setting gips cukup lama, namun kecepatan pengadukan yang lambat akan memperbanyak udara yang terperangkap di dalam larutan gips dan air, sehingga dikhawatirkan terjadi porus. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai terjadi tambal menambal karena dengan adanya tambalan, maka dikhawatirkan bagian gips yang ditambal itu akan ikut ke kontra model saat wax elimination.

4. Gips yang sudah diaduk dimasukkan ke dalam kuvet bawah sampai kira-kira setinggi tiga perempat kuvet. Tetapi, dengan lebih banyak gips yang dimasukkan, maka tambalan gips akan semakin mungkin dihindari. Tetapi proporsionalitas tetap penting.

5. Masukkan model ke dalam kuvet bawah yang sudah terisi gips. Tekan secara hati-hati model kerja sampai menyentuh dasar kuvet.

6. Setelah model kerja masuk, segera suspensi air dan gips dibentuk sesuai dengan metode flasking Pulling the Casting, yaitu wax dan model kerja tidak tertutup dengan gips. Permukaan model kerja yang terbuka harus tertutup dengan gips.

7. Merapikan dan memastikan bagian permukaan gips sehingga tidak terjadi undercut, atau tonjolan yang tajam, yang ditakutkan akan mengkait dengan kuvet atas sehingga kuvet atas dan bawah susah dibuka. Sehingga pastikan seluruh permukaan gips landai.

8. Bagian bibir kuvet jangan sampai tertutup oleh gips, karena dimungkinkan terjadi metal to metal contact.

9. Saat gips mengalami setting, kuvet akan terasa panas. Saat menunggu setting usai (dingin kembali) bisa dilakukan beberapa hal, yaitu:

a. Memastikan kuvet atas dan kuvet bawah terjadi metal to metal contact. Bisa dilakukan dengan mengurangi permukaan gips dengan menggunakan lee-crown mess.

b. Menghaluskan permukaan gips dengan ampelas.

10. Pembuatan kontra model dilakukan minimal saat kuvet menjadi dingin kembali (sekitar satu jam).

11. Pembuatan kontra model diawali dengan mengolesi seluruh permukaan yang ada di kuvet bawah dengan vaselin kecuali gigi. Pemberian vaselin harus merata dan jangan sampai tebal di suatu daerah saja, namun ketebalannya harus sama.

12. Memulai pembuatan kontra model dengan memasang kuvet atas tanpa penutupnya.

13. Aduk adonan gips sesuai dengan ketentuan sama dengan waktu penanaman model kerja. Setelah semua gips masuk ke dalam kuvet atas, jangan lupa diketuk-ketuk agar udara yang terjebak keluar sehingga tidak terjadi porus

14. Tutup kuvet atas, kemudian press kuvet tersebut hingga metal to metal contact. Kemudian akan terasa hangat (gips sedang mengalami setting). Dianjurkan jangan melepas press, agar keadaan kuvet tetap rapat.

15. Setelah itu dilakukan proses wax elimination, namun sebaiknya dilakukan minimal setelah satu jam pengerjaan kontra model (gips kembali dingin kembali).

5. Wax Elimination / Boiling Out

Pada metode flasking Pulling the Casting, kuvet tidak boleh dibuka sebelum melakukan wax elimination. Berikut adalah tahap-tahap melakukan wax elimination:

a. Siapkan panci, kemudian isi air sampai kuvet terendam

b. Masukkan kuvet yang sedang di press ke dalam panci. Untuk kuvet bersekrup disarankan tetap menggunakan press saat boiling out agar memudahkan untuk mengangkat kuvet dari panci nantinya. Kemudian panaskan sampai mendidih selama 1 jam, dan terlihat adanya malam cair di dalam air yang keluar dari kuvet.

c. Setelah mendidih dan sudah 1 jam, kuvet dapat diangkat dari panci. Lalu buka kuvet atas dan kuvet bawah. Siram dengan air mendidih untuk menghilangkan sisa-sisa malam pada kuvet, sampai benar-benar bersih dan tidak ada yang menempel lagi, terutama pada bagian bukal flange. Apabila wax yang digunakan pada saat wax elimination kualitasnya kurang baik, atau air yang disiramkan kurang panas, hal ini bisa menyebabkan residual atau sisa-sisa wax dapat tertinggal sehingga mengganggu daya kerja separating medium (CMS dan cellophan) dan dapat terbentuk permukaan yang baru. Separating medium adalah suatu bahan yang digunakan untuk mencegah perlekatan dari dua permukaan dan macamnya tergantung dari indikasi penggunaannya.

d. Pada kuvet terbentuk mould space (ruang cetakan) yang nantinya akan diiisi resin pada proses packing. Tunggu sampai dingin dan kering untuk selanjutnya dilakukan packing.

6. Packing

Flask seharusnya sudah cukup dingin ketika material akan di-pack. Untuk mengisi mould yang sudah terbentuk di dalam flask, kita memelukan suatu material yang cukup padat dan kuat untuk membiarkan bagian flask dipres bersama dengan tekanan yang cukup untuk berkondensasi dengan material. Namun harus tetap lembut dan nyaman untuk dipakai pada pasien. Dalam proses packing, material yang paling sering digunakan adalah resin akrilik atau methyl methacrylate untuk heat-curing.

Pada dasarnya, proses packing adalah proses yang dilakukan untuk mem-“packing” resin akrilik itu sendiri. Proses tersebut secara bertahap adalah sebagai berikut:

a. Buat canal minimal 3 buah di luar mould space yang berfungsi sebagai jalan keluarnya kelebihan resin akrilik saat pengepresan dengan press besar.

b. Olesi kuvet bawah, terutama bagian mould space dengan salah satu separating medium yaitu CMS (Could Mould Seal). Guna CMS dalam pengerjaan ini adalah untuk memblocking saat processing, agar air tidak masuk ke dalam kuvet. Selain itu, CMS berfungsi untuk membatasi kuvet atas dan kuvet bawah agar mudah terpisah saat dibuka setelah processing. Dalam mengoles CMS, cukup sekali ulas dan jangan diulas berkali-kali. Jika kita mengulanginya secara berkali-kali maka lapisan yang terbentuk pertama kali akan robek oleh pulasan kuas yang kedua sehingga olesan yang terbentuk tidak menutup sempurna dan resin yang dihasilkan bisa porus. Bila tidak ada CMS, kita bisa menggantinya dengan kanji.

c. Ke dalam stellon pot, kita masukkan monomer. Dalam menyiapkan resin akrilik, monomer yang digunakan harus sesuai perbandingannya dengan polimer (monomer harus bisa membasahi polimer secara merata)yaitu umumnya 1 : 2,5 tetapi tergantung dari produk yang digunakan. Pencampuran monomer dan polimer harus hati-hati. Tidak boleh diaduk karena dapat menyebabkan porus. Sebaiknya stellon pot ditutup agar monomer tidak mudah menguap. Resin akrilik bisa diisikan ke mould space pada saat fase di mana resinnya sudah tidak berbentuk benang dan serat serta sudah bisa dibentuk, yaitu yang disebut fase dough. Apabila sudah masuk fase rubbery, resin sudah mengeras sehingga tidak dapat dibentuk lagi.

d. Kuvet atas dan kuvet bawah harus ditutup tetapi sebelum ditutup harus dilapisi dengan cellophan yang sebelumnya sudah dibasahi air. Fungsi cellophan adalah untuk membatasi resin dengan kuvet atas.

e. Tujuan ditutupnya kuvet atas dan kuvet bawah adalah untuk pengepressan dengan trial closure (press besar) sehingga bisa menekan keluar bila ada kelebihan resin. Setelah dipress, kuvet dibuka kemudian bersihkan kelebihan resin dengan menggunakan lee crown mess. Jika sudah tidak ada kelebihan resin kemudian press sekali lagi dengan trial closure hingga kuvet atas dan kuvet bawah metal to metal contact. Kemudian buka kuvet lalu lepas cellophan dan tutup lagi kuvet tersebut untuk dilakukan pengepresan dengan press kecil. Setelah dipress dengan press kecil jangan dibuka. Minimal satu jam setelah pengepressan dilakukan processing tetapi tidak boleh lebih dari 24 jam.

7. Prosessing

Dalam processing kita bisa menggunakan dua alternatif yaitu cara konvensional dengan panci dan kompor gas dan cara modern dengan curing unit.

a. Processing dengan panci dan kompor gas

Kuvet yang telah berisi resin akrilik dimasukkan ke dalam panci yang telah diisi air, kemudian dipanaskan di atas api kompor sedang. Suhu dibiarkan naik perlahan hingga mencapai kurang lebih 70o C. Suhu ini dipertahankan hingga 1 jam 30 menit dengan mengecilkan api kompor atau menambahkan air dingin jika suhu diperkirakan naik. Suhu dinaikkan dari 70o C menjadi 100o C (mendidih) dan dibiarkan selama 30 menit.

b. Processing dengan Curing Unit

Alat kuring unit yang dipergunakan terbuat dari bak stainless steel berukuran 35x48x53 cm. Alat ini dilengkapi dengan sensor panas yang dihubungkan dengan pembaca suhu di bagian dalam bak. Pada bagian luar bak dipasang komponen pengatur panas dan waktu. Alat kuring unit yang digunakan telah dikalibrasi untuk pengendalian suhu dan waktu. Pemrosesan resin akrilik dilakukan dengan mengisi bak kuring unit dengan 5 liter air. Pengaturan kuring unit untuk suhu dan waktu dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama diatur pemanasan mulai suhu kamar dinaikkan perlahan-lahan hingga mencapai suhu 70o C. Suhu ini dipertahankan sampai 1 jam 30 menit. Tahap kedua suhu dinaikkan menjadi 100o C dan dipertahankan selama 30 menit.

8. Deflasking

Merupakan proses pengambilan hasil pekerjaan, baik berupa protesa (gigi tiruan) atau retainer. Deflasking merupakan tahap yang cukup penting, maka kita harus berhati-hati dalam melakukannya karena akan berakibat fatal jika gagal dan dapat mengakibatkan kerusakan pekerjaan yang telah kita lakukan. Jadi, harus benar-benar diperhatikan langkah-langkahnya, yaitu:

a. Setelah kuvet sudah direndam sampai dingin, kita mencoba membuka kuvet atas dan kuvet bawah. Jika susah dibuka, kita bisa membukanya dengan bantuan lee-crownmess atau wax mess pada ketiga ujung kuvet.

b. Melepas hasil pekerjaan bisa dilakukan dengan menggergaji, tetapi akan dikhawatirkan merusak hasil pekerjaan itu sendiri jika tidak berhati-hati. Namun, ada cara yang lebih aman, yaitu dengan merendamnya hingga semalaman (over night), maka gips akan menjadi jenih sehingga menjadi melunak. Kita dapat membukanya dengan bantuan wax mess atau lee-crown mess.

9. Finishing dan Polishing

Menghilangkan sisa-sisa material dari permukaan dan kontur resin akrilik merupakan tahap kelanjutan dari deflasking. Semua kecuali daerah basal (yang menempel dengan palatum untuk maxilla) harusnya halus yang mana tidak ada daerah kasaran ataupun tonjolan. Untuk daerah basal tidak di­-polishing untuk daerah basal dengan tujuan agar bisa menempel erat dengan palatum. Daerah basal dilingkupi resin akrilik sehingga regangan pada permukaan tidak seimbang. Penghilangan beberapa daerah yang masih kasar pada daerah resin akrilik yang menghadap ke lingual akan menyebabkan regangan yang semula tidak seimbang menjadi seimbang dan akan membuat daerah basal lebih menyatu. Semua permukaan selain permukaan basal harus dibuat semengkilat mungkin.

Pengerjaan finishing dan polishing menggunakan bur yang dipasang pada mini drill yang juga tersambung dengan adaptor.

a. Finishing :

1. Pasang bur Arkansas di mini drill.

2. Kerjakan finishing pada resin akrilik, mata bur akan menggerus tonjolan atau permukaan kasar pada resin akrilik.

3. Lakukan finishing dengan bur Arkansas hingga tidak ada lagi permukaan kasar.

4. Setelah tidak ada permukaan kasar ataupun tonjolan, basahi ampelas halus dengan air lalu perhalus lagi permukaan resin akrilik dengan ampelas halus tersebut.

b. Polishing :

1. Setelah proses finishing, lakukan polishing untuk membuat resin akrilik semakin halus dan mengkilat.

2. Tahap awal polishing adalah dengan menggunakan pumice (yang dicampur dengan air). Pumice perbandingannya lebih banyak dari air. Poleskan pumice pada permukaan mata bur.

3. Lakukan polishing secara perlahan, yaitu memoles area permukaan resin akrilik hingga terlihat halus dan terasa halus ketika diraba.

4. Untuk membuat resin akrilik menjadi mengkilat, gunakan kain wol atau kain flannel yang sudah dibasahi air. Gosok permukaan resin akrilik dengan kain tersebut.


Comments

  1. heey2..
    boleh minta daftar pustakanya ga?
    trus kalo bisa jelasin ttg lilin base plate yg buat ditempel ke moldnya.. soalny setau aq hrs dibentuk segiempat gitu sebelum ditempel d moldnya.. plis banget yaaa.. buat tugas soalnya.. hhehe.. makasih

    ReplyDelete
  2. ceileh ini dia calon asisten dan ip 4 :))

    ReplyDelete
  3. ada ga alat yang lebih cepat ??
    tinggal taruh langsung jadi..

    ReplyDelete
  4. hmm.. setau saya belum ada alatnya.. hehe.. besok deh saya bikin :D

    ReplyDelete
  5. mbak..ini dapusnya apaan y??lengkap banget..bagi dapus nya y..

    ReplyDelete
  6. mnt dapusnya dong mbaak? makasihh :D

    ReplyDelete
  7. Yang mau minta dapus, email saya saja di friendikadhiahayu@hotmail.com.

    ReplyDelete
  8. assalamualaikum.. maaf dok sya mengganggu.. dibuku2 gtll itjingningsih metode pulling the casting itu kekurangannya dapat terjadinya peninggian gigitan. itu sebabnya apa ya dok?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts