Allah :')
Allah, dalam hening aku teringat padamu, lama ketika telah kulupa jalan menuju pintumu.
Pun begitu izinkanlah aku, hambamu yang penuh dosa ini, tersungkur dalam linangan air mata; hanya karena nurani ini telah sadar jalan yang ditempuh kaki-kaki ini lama sudah hilang arah.
Allah, Allah, Allah. Masih berani aku menyebut namamu. Karena kutahu engkaulah yang maha pengasih di atas segala rupa hati selembut sutera. Karena kusadar engkaulah satu-satunya yang maha pemaaf, maka aku pun yakin kau akan maklum bahwa aku ini makhlukmu yang tidak mungkin terhindar dari dosa. Tidak mungkin suci dari nafsu dunia.
Allah, pun dalam keadaan kosong kini; ketika rasanya telah hilang semua putih dari hatiku, perkenankan aku mengucap syukurku padamu. Bahwa dengan caramu, telah kau tunjukkan yang putih diantara yang hitam dan abu-abu. Dengan kuasamu, engkau ijinkan kutempuh jalan yang salah, untuk kemudian kau ingatkan di persimpangan jalan-ketika dua arah menjumpaiku dari perjalanan panjang yang kosong-dan menuntunku kembali menuju pintu rahmatmu. Lalu biarkan aku bersujud di atas sajadahku, habiskan malamku yang telah kutekadkan hanya untukmu. Meminta maafmu, kembali mengharap ridhomu.
Tapi cukupkah?
Sedang patutnya tak kubasahi sajadahku dengan air mata. Dunia. Penuh perkara menyesakkan dada. Allah, masih pantaskah aku meratap di malam-malammu?
Allah, jika saja bisa, kuserahkan segena jiwa raga padamu, di jalanmu. Namun biarkan aku berucap jujur hanya padamu, bahwa sebagian diri ini masih enggan. Terlalu tak sempurna. Terlalu hina.
Allah, setidaknya aku tidak lantas benar-benar pergi darimu. Menjadi makhluk durhaka yang tak tahu balas jasa. Meski aku tahu kau samasekali tidak perlu itu. Aku masih di sini. Di jalanmu. Hanya saja terkadang pembatas jalan yang telah kaubuat sebegitu indahnya, kurusak, kuperlebar semena-mena. Lalu kemudian, akhirnya aku tersesat, Allah. Dimana kemudian aku menemukan kekosongan yang mencekam. Keterkubangan dalam dosa yang mencekik urat nadi. Allah, masih pantaskah aku merintih padamu?
Allah, biarkan hambamu ini, meski hina, tetap memohon padamu. Untuk mengingatkanku yang keras kepala ini. Bahwa tidak boleh ada cinta dalam hatiku, yang kuberikan pada makhlukmu, lebih besar dari cintaku padamu.
Allah, subhanallah. Allahu akbar. Laa ilaaha illallah.
Comments
Post a Comment