Biar Waktu Mendewasakanku

Kamu tidak pernah ada dalam rencana hidupku sebelumnya.

Aku adalah aku, entitas yang berdiri sendiri, tanpa teman seperjalanan yang kurasa perlu untuk dicari. Yang tak pernah terpikir kubutuhkan untuk mendengar kesahku nanti. Aku pernah berjanji pada diriku sendiri, bahwa seorang aku tidak akan pernah tergoyahkan. Oleh apapun, siapapun, dan bagaimanapun. Aku bisa melangkah sendiri, selayaknya selama ini.

Tapi hari itu datang juga.
Hari pembuktian bahwa aku ini manusia yang lemah juga sama seperti lainnya. Alasannya: kamu.

Aku tidak berkata bahwa kamu melemahkanku. Kamu menyadarkanku bahwa aku ini sebenarnya lemah dari dulu, hanya saja bagian besar diriku terlalu angkuh untuk mengaku. Kamu menemukanku, dibalut luka masa lalu; dan pengharapan luar biasa kepada masa depan meski masih tampak penuh liku.

Kamu tahu, kamu adalah titik balik besar dalam hidupku.

Pun aku masih sering merengek ini-itu. Mengeluh; tanpa sadar kamu pun butuh didengar. Tapi biarkan waktu mendewasakanku. Menyadarkanku bahwa sebenarnya aku memang kuat tanpa melupakan bahwa di satu titik tertentu pasti aku butuh bersandar di bahumu. Mengisahkan lelahku. Menumpahkan resahku.

Biar waktu mendewasakanku.

Terimakasih untuk kesediaanmu melengkapi kekosonganku. I’ve found a bestfriend, a brother, a father, and a lover in you.

Thank you. I love you.

Comments

Popular Posts