Aku Punya Gigi! :)
Apa itu? Yap, kalau jawaban anda itu gigi, maka jawaban anda hampir benar. Tapi sebenernya masih salah. Ya iyalah, giginya siapa yang segede gaban dan warnanya coklat-coklat gitu? Giginya buto ijo aja mungkin nggak kayak gitu (soalnya pastinya giginya warna ijo), hihihi..Jadi jawaban tepatnya adalah, itu wax alias malam, yang diukir sedemikian rupa sehingga membentuk gigi manusia. Pertanyaan kedua: siapa yang dengan begitu kurang kerjaannya mengukirnya? Jawabannya, sudah tentu: saya dong! :D Hahaha..
Tapi sebenernya bukan karena kurang kerjaan. Bukan juga niat membuat hasta karya berbentuk anggota badan manusia. Melainkan, yaa memang sudah semestinya saya membuatnya. Kalau mau selamat di semester tiga *aduh ini kok jadi ngelantur.
Singkat cerita, di semester 3 ini saya ngambil mata kuliah anatomi gigi (ini nama resminya di tahun ajaran ini, tapi untuk ke depannya marilah kita sebut saja Dental Anatomy - yang disingkat DA - agar lebih keren). Mata kuliah ini sebenernya biasa aja, seperti matakuliah yang lain-lain, nothing's special gitu deh: terdiri dari 2 SKS, 1 SKS kuliah dan 1 SKS praktikum. Satu hal yang membedakannya, adalah matakuliah ini agak 'menantang', terutama untuk orang seperti saya. Kenapa menantang? Karena praktikumnya adalah mengukir. Yep, mengukir malam alias wax alias lilin sesuai bentukan anatomis gigi manusia. For your info, saya ini tipe manusia yang sedikit lack of ability dalam pekerjaan2 yang membutuhkan citarasa seni tinggi. Sejak kecil, kemampuan saya pas-pasan untuk masalah hasta karya dan semacamnya *lhah ngapain masuk KG kalo nggak punya bakat beginian???* hahaha. TAPI, ada tapi-nya. Kalo saya bener-bener mood, saya berani deh membandingkan hasil pekerjaan saya dengan buah tangan seniman sekalipun, ahaha. Yap, kuncinya cuma satu sebenernya, dan saya sudah memegangnya: saya bisa kalo saya bener-bener niat :)
Ada 5 komponen gigi yang harus selesai saya ukir selama 1 semester di DA: incicivus, caninus, premolar, molar atas, dan molar bawah. Awalnya sempet agak keder juga pas awal-awal ketemu matakuliah ini. Gimana enggak, untuk bisa ikut praktikum harus secara swadaya menyediakan 5 komponen gigi-gigi itu sebagai model pengukiran. Haduh, harus kemana daku mencari gigi-gigi? Sedangkan sanak saudara tiada yang berprofesi sebagai dokter gigi *aduh mulai deh lebay*, maka, semester 3 diawali dengan gerilya kemana-mana. Sampe bermandi peluh dan hampir mendekati titik darah penghabisan muter-muter keliling jogja hanya untuk satu tujuan: gigi! Kalo saya telaten, bisa tuh dijadiin novel, judulnya mungkin Seratus Hari Mencari Gigi. Hahaha, lebay lagi deh. Tapi, setelah mengorbankan segalanya untuk mencari gigi, dibarengi doa yang tak henti-henti, mampu juga akhirnya saya mengumpulkan 5 komponen gigi, yang, entah suatu kebetulan saja atau apa, kecuali molar bawah saya dapet gigi atas semua. Ahaha.
Jadilah, berminggu-minggu saya beserta teman-teman senasib sepenanggungan bekerja keras banting tulang dan otak untuk mengukir gigi-gigi. Hasil ukiran saya yang pertama, incisivus medialis rahang atas kiri (gigi depan paling tengah). Yah, not so bad lah untuk ukiran perdana. Walaupun bentuknya setelah dilihat-lihat kok nggak mirip sama bentuk aslinya, yang harusnya berbentuk seperti sekop.

Orang bilang, guru paling baik adalah pengalaman. Dan saya menerapkannya dalam proyek ukir-mengukir ini. Ukiran kedua, yang merupakan gigi caninus a.k.a gigi taring, alhamdulillah lebih baik dari ukiran incicivus. Daan saya dapet nilai 80 bulat untuk pengukiran dan polishingnya. Yay! :D

Tampak lebih manis kan, daripada ukiran yang pertama.. hahaha. Lalu, untuk ukiran selanjutnya, saya sudah mulai terbiasa dengan proyek ukir-mengukir. Tapi sayangnya, kalau dibikin kurva, titik maksimalnya adalah di caninus, sedangkan untuk gigi-gigi premolar dan molar, kurvanya cenderung agak menurun. Mohon dimaklumi, karena tingkat kesulitan mengukir gigi-gigi posterior memang lebih susah..

Lalu, apa pelajaran yang saya dapat dari praktikum DA dengan proyek pengukiran ini?
Salah satunya, adalah, kesadaran bahwa ternyata ciptaan Allah benar-benar subhanallah banget.. Gigi yang sekecil ini saja, yang bisa dibilang strukturnya masih sangat sederhana dibandingkan struktur lain dalam tubuh kita yang jauh lebih rumit, untuk bikin tiruannya aja susahnya setengah mati.. Jadi teman-teman, don't forget untuk selalu bersyukur atas apa yang diberiNya buat kita, ya.. Apapun, yang dipinjamkanNya pada kita adalah anugerah terindah yang tidak akan pernah mampu diwujudkan oleh manusia..
Comments
Post a Comment