Another 'pekok' Story


Apa-apaan itu?

Hahaha, singkat cerita, ini adalah another stupid story yang (lagi-lagi) terjadi karena kegilaan saya dan partner gila nomor satu saya, Mirsa. Mumpung masih anget ini, saya mau cerita. Faktanya adalah, saat ini jari-jari saya menari dengan sangat anggun di atas tuts keyboard leppi kesayangan saya di lantai atas Masjid Kampus UGM. Well, kalau saya mengucapkannya secara langsung, akan ada penekanan tersendiri yang 'aneh' pada kata anggun. Itu ada maksud tersembunyi, yang denotasi, di baliknya, yaitu sangat pelan. Kenapa? Karena lampu lantai atas masjid kampus ugm dimatikan. Mata saya sampai harus menyipit sedemikian rupa untuk melihat bentukan huruf di atas kotak-kotak keyboard. Beberapa menit yang lalu masih terang benderang padahal (ya iyalah ada jamaah subuh) tapi mungkin karena pengurus masjid mengira tidak akan ada orang yang menyengaja berdiam diri di masjid di jam segini (tentu saja bukan iktikaf! hello..), maka dia mematikan lampunya. Ah!

Jadi, sekitar 10 jam yang lalu kehidupan saya masih berputar seperti biasa, nothing's odd. Pergi kos fajar untuk belajar anatomi bersama. Mengobrol ngalor ngidul menggosipkan kuliah seperti normalnya mahasiswa. Lalu saya balik ke kos jam sembilan malam lewat sekian, setelah berputar-putar sebentar cari makan.

Masih normal-normal saja.

Sampai akhirnya, sebuah sms dari teman lama yang konsen ke bidang astronomi masuk ke handphone saya, mengubah sisa hari senin saya.

"Malam ini adalah puncak Geminid Meteor Shower, bla.. bla.. bla.. arah timur laut, bla.. bla.. Happy skygazing, guys!"

Lalu, seperti yang sudah-sudah, semangat saya tiba-tiba saja berkobar. Lebih dari setahun lalu saat mendapat sms serupa di tanggal yang tidak jauh berbeda. Bahkan sepertinya lebih besar, karena baik saat itu maupun setelahnya, saya berturut-turut gagal menyaksikan yang namanya meteor shower. Jadi intinya, saya belum pernah menyaksikan sendiri meteor shower, dan hal ini rupanya meracuni pikiran saya. Ngebet banget, gilak!

Lalu, dengan sengaja saya forward sms itu ke partner gila nomor satu saya, Mirsa. Yang, ditanggapi dengan sangat serius oleh anak itu, agaknya dia juga memperhatikan dengan seksama ultimatum yang sangat jelas tertera di akhir sms itu : Happy skygazing, guys! Hahaha..

Dia juga bersemangat 45 untuk nonton meteor shower. Another stupid behavior, sebenernya.

Jadilah, dengan grusa-grusu saya memasukkan leppi beserta chargernya ke dalam tas oranye saya, berikut buku praktikum anatomi dan sekotak ultramilk cokelat. Itu terjadi jam sepuluh malam kurang sekian menit, yang notabene, saat pak penjaga kos menutup pintu garasi dan pintu depan kos. Saya, dengan alibi mau nginap di kos teman, akhirnya dengan sukses keluar dari kos, menuju Grha Sabha Pramana UGM.

Untuk apa?

Percaya atau tidak, kami berniat nonton meteor shower. Another crazy story banget nggak sih ini namanya..

Dan ternyata, di TKP (actually bukan di GSP nya sih, tapi di depan bank BNI tempat dulu saya numpang ee' waktu jadi relawan di gelanggang) sudah ada Mirsa with Kenyut, yang (ternyata) dengan polosnya mau diajak Mirsa melancarkan aksi gila itu. Yang kemudian akhirnya menyerah dengan kegilaan kami, dia minta diantar pulang ke kosan setelah ciut dengan rencana yang sepertinya bakal nggak jelas juntrungannya - for your info, keadaan langit saat itu suram, tertutup awan kelabu dan menyembunyikan bintang-bintang. Tapi dasar kitanya aja yang entah nekat entah oon, tetap berniat melanjutkan rencana semula.

Setelah ngantar Kenyut ke kosan, kami memutuskan untuk menunggu tengah malam di Indomaret Gejayan. Daaan tahukah anda, apa yang kami lakukan pertama kali begitu memasuki pintu Indomaret? Aha, coba tebak!
Dan tebakan kalian pasti salah semua, karena jawabannya adalah, dengan bamboo face nya mirsa menanyakan sama mas kasir,

"Ada toilet nggak, mas?"

Boleh percaya boleh tidak, tragedi numpang ee' di tempat umum WITH MIRSA terulang lagi.
Kali ini lebih parah, karena rupanya saya me*cr*t. Sumpah, perut saya rasanya seperti diaduk-aduk. Lama sekali lho, saya di kamar mandi Indomaret, tapi untung hape saya nggak ikut di dalam tas yang saya titipkan ke Mirsa. Percaya atau tidak, saya ee' sambil smsan sama Mirsa, dan dengan sangat baik hatinya Mirsa menawarkan membelikan Diapet buat saya #baiknyaaa.. (tapi ternyata ini berkebalikan dengan yang dia lakukan sebagai aktivitas pendamping di luar)

Jadi, yang saya sebut debagai aktivitas pendamping adalah, menulis essai pendek seperti yang ada dalam foto di atas itu. Hahahaha, ini sangat pekok kalau boleh saya bilang.

Dan kegilaan kami tidak berhenti sampai di situ saja. Kenyataannya, selagi saya meredakan perut saya yang sangat hell karena berteriak2 di saat2 yang tidak saya inginkan (emang ada gitu orang mencret di saat2 yang diinginkan?), kami belajar, baca diktat kuliah di depan Indomaret. Dan Mirsa berkali-kali ditelepon Ibunya untuk segera pulang (for your info, anak ini tadinya keluar rumah tanpa ijin siapa-siapa). Nah, jadi masalah saya tambah satu lagi. Selain terancam gagal nonton meteor shower karena mendung, saya tidak bisa pulang ke kosan karena kosan sudah ditutup, terkena diare akut, daaaan saya juga menghadapi tuduhan membawa lari anak gadis orang. Another stupid story beneran deh ini.

Maka saya kemudian akhirnya menyanggupi saat Mirsa bilang kita pulang saja (yaaah mana meteor showernya? Ah!) sekaligus menyanggupi tawarannya untuk menginap di rumahnya, karena tidak memungkinkan bagi gadis belia seperti saya pulang ke Godean di malam larut yang sudah gelap gulita.

Tentu saja saya datang ke rumah Mirsa bukan sebagai tamu terhormat yang harus disambut dengan senyum. Hello, ini tengah malam kurang sekian menit saudara-saudara.. Dan tadi anak dodol satu itu tidak ijin pula sebelum meninggalkan rumah. Mau dicaci seperti apa saya oleh orangtuanya? Yah meskipun mungkin tidak seperti itu, saya yakin orangtua manapun tidak akan tega mencerca teman anaknya yang berniat numpang tidur karena pulang kemalaman, tapi paling tidak saya berusaha menghindarinya lah ya, cari aman. Maka saya masuk ke rumah Mirsa mengendap-endap, seperti maling dikawal tuan rumah, lalu setelah sampai di dalam rumah, semacam berubah profesi jadi maling kasur. Yep, kami berdua sibuk mengendap-endap nggotong kasur dari ruang tengah ke ruang tamu untuk alas tidur kami berdua. Mengendap-endap, dengan tujuan tidak membangungkan siapapun di dalam rumah. Bodohnya, beberapa kali kaki saya yang memang tidak punya mata beradu dengan kaki meja dan kaki kursi, menimbulkan suara-suara grudak-gruduk seperti suara maling angkut-angkut. Berani taruhan, sebenernya bapak, ibuk, kakak, dan adik mirsa sebenarnya telah merasakan kehadiran saya, yang notabene adalah tamu tak diundang. Ah yoben! Niat saya adalah tidur dengan damai.

Lalu, setelah online sebentar bertukar status di facebook dan twitter (ini, lagi2, another pekok story, ngapain 2 orang di tempat yang sama ngadep 2 laptop berbeda hanya untuk saling comment status di jejaring sosial) kami tidur. Dengan sebelumnya membuat perjanjian bahwa saya harus hengkang sebelum subuh. Hahaha, mau gimana lagi...

Jadi begitulah, kegilaan saya yang terjadi hanya dalam satu malam, yang kemudian membuat saya akhirnya terdampar di sini-karena ternyata jam 4 kurang sekian kosan saya belum juga dibuka oleh pak penjaga-di lantai atas Masjid Kampus UGM menyambut fajar yang akhirnya merekah juga.

Dan hari selasa telah datang. Pelajaran moral yang bisa diambil dari cerita ini : jangan labil malam-malam, apalagi sampai melakukan hal nekat tanpa didasari ilmu pengetahuan.

Sekian dan terimakasih.

Comments

  1. preen,, kamu numpang ee' di tempat umum lagi??
    yaampun kebiasaanmu dri dulu gailang ilang..
    di gramed pas sama aku juga pernah too..
    hhihihihihi..xp

    ReplyDelete
  2. oh! aduh! iya juga yaa dip! hahahaha, ternyata itu kebiasaanku yang paling bodoh.. --a

    ReplyDelete
  3. Hakakakakk.. LOL banget, heh! Dasar pant*t, dimana2 doyan!
    Wah, nama baikku terancam iki.. moso diposting neng blog? Hoah.. *lapor kak Seto*

    ReplyDelete
  4. wekekekek. aduh, ketahuan deh akhirnya tentang hal yang satu ini.. ah.. bagaimana ini?? eh jangan disebarluaskan ya mir! #wakakakak ngomong jangan disebarluaskan kok neng kene.. bodoh

    ReplyDelete
  5. pokoknya 2 kali kayaknya,,
    yang satunya lupa dimana,, ditempat umum yang jelas,,
    ahhahaha,, xp

    ReplyDelete
  6. apaaaa?? jadi nggak cuman sekali yaa dip?? aduuuuh malu2iiin ya aku ni.. T.T

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts