Yeah, I'm 21 Years Old, so?

Sungguh, sampai sekarang aku masih nggak habis pikir kenapa orang-orang harus ngasih ucapan selamat untuk orang yang berulangtahun. Bagiku, hari ulang tahun adalah hari supermenyedihkan, kecuali bahwa dalam satu hari itu perhatian hampir semua teman-teman dan orang-orang terdekatmu akan tertuju padamu. Handphone yang biasanya sepi bakal ramai, nggak ada lima menit sekali bakal bunyi karena ada sms, atau notifier twitter atau facebook mengabarkan adanya ucapan selamat ulang tahun dari siapapun di luar sana. Terlebih beberapa menit selepas pergantian hari. Menjelang siang, sore, atau malam, orang-orang yang biasanya acuh tiap kali ketemu, mendadak jadi super ramah, menyapa dari kejauhan dengan senyum lebar lalu mengulurkan tangan untuk bersalaman sambil bilang, "Happy birthday ya! Ditunggu lho makan-makannya.."

Well, bukannya aku nggak suka diberi ucapan maupun perhatian tulus dari teman-teman. Aku cuma ngerasa sedikit.. aneh. Biar bagaimanapun, ulangtahun bukan berarti bertambah umur. Justru kebalikannya. Tambah tua pasti. Lama waktu hidup di dunia memang bertambah, tapi sisa waktu untuk hidup justru berkurang. Bukankah itu sesuatu yang sangat aneh untuk dirayakan? Meski memang nggak akan ada manusia yang hidup abadi di dunia, tapi, hello, ada gitu manusia yang ketika misalnya ditawari untuk mati (misalnya lho ya) langsung jawab "IYA!" dengan semangat empat-lima karena merasa sudah sangat siap untuk itu?

Yep, aku mau jujur bahwasanya memang membahagiakan sekali dapet doa dari orang-orang di sekitarku ketika hari ulangtahunku. Tapi kebahagiaannya ya sebatas karena doa itu. Oke, dan beberaa kejutan yang mereka siapkan khusus untuk hari itu. Selebihnya, perasaanku campur-aduk. Nyaris kacau. Hampir seperti perasaan Bella Swan yang digambarkan Stephenie Meyer dalam serial Twilight ketika usianya terus bertambah dan dia sebagai manusia semakin tua sementara Edward Cullen masih akan tetap muda belia, tampan dan menawan di usia 17 tahunnya. Ya nggak selebay itu sih. Tapi, hampir seperti itu. Astaga, aku 21 tahun. Sedikit info, di usia 21 ini dulu ibukku sudah melahirkan masku ke dunia ini. Di usia ini mbak iparku setahun kemudian menikah dengan masku, lalu menyandang status sebagai istri dan ibu rumahtangga.

Pertanyaannya adalah, aku punya apa di usia 21 tahun ini? Atau, aku akan punya apa setahun mendatang?

Sepertinya belum akan punya apa-apa. Dan itulah yang membuatku terusik. Dengan semua ucapan selamat itu. Dengan semua kejutan yang menjadikan hari ulangtahun berkamuflase dari hari menyedihkan menjadi hari supermenyenangkan. Ya Tuhan...

Berani taruhan, tanggal 7 kemarin pasti mukaku koma banget. Nanggung antara bahagia, datar, dan sedih. Kupiki pasti lebih condong ke ekspresi datar dan sedih. Aku nggak tahu apa yang ada di pikiran temen-temen ketika ngasih ucapan selamat ke aku mendapati mukaku yang sedemikian abstrak. Ini beneran ulangtahun nggak sih anak satu ini? Mukanya nggak hore banget... Terbukti, ketika salah satu teman, sebut saja Ryan, salah ngasih ucapan selamat ke Osa karena dipikirnya Osa yang ulangtahun, bukannya aku yang notabene ada di sebelah Osa waktu itu, yang menurutnya mukanya 'kurang hore' untuk ukuran orang yang lagi ulangtahun.

Singkat cerita, ada beberapa oknum yang menyiapkan kejutan untukku. Sebut saja mereka Osa, Ning, Dinar, Pandu, dan Oni. Sehabis remed Penyakit Mata, sebenarnya aku agak curiga dengan Osa dan Dinar yang tiba-tiba saja mengapitku, nemenin nongkrong sebentar di deket parkiran. Aku sendiri, niatnya nggak langsung pulang karena perut udah keroncongan parah, tapi nggak asik banget rasanya kalo harus cari makan sendiri. Makanya rencananya mau ngajakin dua oknum itu makan bareng. Kecurigaanku semakin bertambah ketika Osa pamit solat asar tapi lamanya kayak solat tarawih. Apalagi ketika tiba-tiba dia muncul di belakang parkiran sepeda UGM lalu manggil-manggil Dinar dengan ekspresi nggak wajar. 

Rupanya dia bersama Pandu dan Oni. Membawa satu kue tart mungil dengan lilin angka 12 yang menyala di atasnya. 12, bukan 21. Apa-apaan coba. Another sweet way untuk ngece sepertinya -____-"
Sumpah, aku kaget bukan main mereka menyiapkan itu untukku. Maksudku, oke, aku memang boleh dibilang ahli (uhuk!) nyiapin kejutan untuk orang, tapi aku samasekali nggak ahli menyikapi kejutan yang dibikin orang lain untukku. Huaaaa.. Suasanyanya jadi agak awkward. Semakin awkward ketika seselesainya tiup lilin yang harusnya dilanjutkan dengan ritual potong kue, sedikit tersendat karena oknum-oknum itu rupanya nggak nyiapin pisau. Hampir aja kue itu mau dipotong pake kartu ATM kalau Osa nggak cepet-cepet berinisiatif pinjem pisau ke pos satpam..

Setelah acara singkat (dan agak geje) potong dan makan kue, kami mutusin untuk cari makan. Sempet bingung juga pertamanya mau makan dimana. Akhirnya, atas usul Oni, kami ke warung Hillman di belakang UNY. Awalnya nggak tau menau sama tempat makan ini. Pas disana, rupanya tempatnya lumayan cozy, dengan menu sebangsa steak, lasagna dan spaghetti

Dan rupanya kejutan nggak berhenti di situ. Tiba-tiba mbak waitress Hillman ngasih sebungkus plastik pink segede gaban untukku. Rupanya dari oknum-oknum itu, sebuah kado ulangtahun dengan bungkus biru muda yang sungguh so sweet hiasannya:

awawaw manis sekali? :D
Dan ketika kubuka, rupanya isinya jam dinding. Singkat cerita, sebelumnya Osa sama Dinar sibuk nyari spidol marker. Lalu Oni tiba-tiba sibuk bawa obeng. Ada apa ini? Rupanya mereka sengaja mau jadi 'tukang jam dadakan' , bongkar pasang jam dinding itu demi ngasih tulisan di dalemnya, sehingga jamnya jadi kayak gini:

jam unyu
Ada yang aneh? Yep. Betul. Jarum jam itu rupanya sudah mengalami distorsi karena diputer-puter sedemikian rupa jarumnya untuk menemukan space untuk menulis, sehingga nggak menunjuk ke arah yang semestina dia tunjukkan untuk menunjukkan (duh ribetnya bahasaku) waktu. Ada yang bisa baca kira-kira kalo posisinya seperti ini jam berapa?

jam 3, setengah 4, atau berapa ini? hahaha :D
Meski aku masih nggak habis pikir kenapa diselametin padahal harusnya dikasih kata-kata penghibur biar tabah, tapi makasih guys, kalian bikin hari selasa kemarin itu seru walaupun agak geje, hiahaha! :D
makasih teman-teman :*

Comments

  1. berbahagia-lah mbak. masih banyak orang yang mau mengingat ulang tahunmu, mendampingimu melewati satu tahun. sementara di luar sana, masih banyak orang yang bahkan gak tahu kapan ia lahir :')

    happy getting older mbak pren. jadi tua itu PASTI, tapi dewasa, itu pilihan :D

    #seperti sudah berumur seabad =.=

    ReplyDelete
  2. So wise :)
    Yup, iya kok, aku sangat bersyukur untuk itu. Cuma ngerasa sedikit bingung aja..
    Tua pasti, dewasa itu pilihan. Bener banget. Kali ini aku sadar sesuatu, bahwa menjadi dewasa itu ternyata nggak serumit yang kita bayangkan kok. Menjadi dewasa hanya berarti harus mengatur ulang skala prioritas hidup. Make it simple :D

    ReplyDelete
  3. nah kalo bersyukur, makan-makan wkwkwkwk #evillaugh :9

    ReplyDelete
  4. Eh mbak itu si Ryan bercanda jugaaa -.-

    Oiya, gapapa lho mbak kalo mau nikahan di umur 21, aku dateng wis, hahaha :D

    ReplyDelete
  5. huahahaha..
    nikahnya sih mau,
    tapi calonnya yang ngga ada.. pie jal?
    hahahaha -__________-"

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts