Life to the Fullest

Saya baru saja baca buku berjudul Berteman dengan Kematian yang mengisahkan tentang perjuangan gadis muda pengidap penyakit Lupus dalam mengisi hari-harinya.

Dan, satu pelajaran berharga yang benar-benar menohok hati saya adalah, pesan dari salah seorang sahabatnya : Life to the fullest.

Yang penting bukan kapan dan bagaimana kita mati, tapi bagaimana kita bisa benar-benar memanfaatkan dan mengisi kesempatan yang masih diberikan Tuhan untuk kita, sebelum tiba saatnya kita dipanggil kembali pada-Nya.

Mati satu jam lagi yang mana satu jam itu benar-benar bisa kita manfaatkan dengan baik untuk 'sesuatu' adalah jauh lebih baik daripada mati seribu tahun lagi yang mana dalam seribu tahun itu hanya dihabiskan dengan bermuram durja dan bernaung di bawah kemalasan.

Comments

Popular Posts