Balada Minggu Gila

Well, seminggu kemarin benar-benar merupakan minggu yang benar-benar gila.

Diawali dengan hari senin dan dua hari sebelumnya, manakala saya dan beberapa gelintir manusia kelompok 4 DA lainnya berpusing-pusing ria menyiapkan presentasi tentang morfologi gigi anterior rahang bawah. Well, saya sudah niat banget lho ngerjainnya, kalau biasanya tampilan power point yang saya bikin cuma sebatas tulis lalu ganti layout bawaan dari laptop, kali ini saya bela-belain download layout lucu bergambar gigi yang baru disikat gitu. Untuk makalahnya, yaa standar lah, standar sampe jam dua belas malem maksudnya. Nggak taunya, entah emang hari senin itu lagi nggak bersahabat dengan saya atau memang murni kendala teknis semata, microphone di ruang I tiba-tiba aja ngadat, nggak mau bunyi. Beberapa menit pertama presentasi masih berlangsung baik-baik saja, lalu tiba-tiba dosen saya memberi ultimatum bahwa presentasinya dihentikan saja karena manusia-manusia di dalam ruang I waktu itu nggak pada memperhatikan. Whoa!

Beranjak ke hari selasa. Hmm.. not a bad day sebenarnya, kecuali fakta bahwa mulai hari selasa inilah hari-hari begadang yang tak kunjung berakhir, dimulai, demi menuntaskan usulan program yang namanya hanya satu kata tiga huruf tapi perlu atensi yang benar-benar bikin gila : PKM.

Puncaknya pada hari kamis. Jadi ceritanya, ada janji kumpul PKM di kampus selepas maghrib untuk menuntaskan proposal yang harus dikumpulkan online pada hari jumat. Nah, singkat cerita, karena malam sebelumnya saya juga begadang sampe jam setengah tiga pagi ngedit usulan proposal yang bentuknya masih morat-marit nggak karuan kayak habis kena angin puting beliung, saya ketiduran sampe jam 8. Bangun-bangun sudah ada miskol bejibun di hape saha : mas fadyl, mbak shandy, dipta, semuanya menanyakan hal yang sama : 'Pren, kamu bisa ke kampus sekarang nggak?' ahahaha. Maaf teman-teman, tapi saya sedang benar-benar teler waktu itu --a

Nah, singkat cerita, saya buru-buru ke kampus sampai lupa bilang sama ibu kos saya tercinta bahwa kemungkinan saya pulang larut malam, lebih dari jam 10 (kosan saya dikunci jam 10, oleh karenanya batas waktu pulang juga jam segitu). Dan kami selesai ngerjain proposal itu di kampus sampai jam 12 malam. Benar-benar sudah sepi tanpa ada tanda kehidupan waktu itu di fkg. Hebohnya lagi, hujan turun. Ditengah dinginnya malam yang ditemani tetesan air hujan (opo sih, nggak jelas) saya pusing tujuh keliling berpikir dimana saya akan menghabiskan sisa malam saya, sialnya lagi, saya belum bikin resume biokimia yang harus dikumpulkan keesokan paginya.

Dan lalu, akhirnya saya menemukan suatu tempat yang sepertinya aman untuk tidur sampai pagi menjelang : warnet. Hoahaha, maka saya menembus hujan badai (lebay), melewati lembah dan sungai (halah) dan akhirnya saya sampai di warnet bernama Natural itu. Berharap mendapat tempat bernanung yang nyaman; sialnya, box warnetnya ternyata tanpa pintu peutup. Whoa! Untuk 2 jam pertama, saya masih tahan melek karena memang saya masih harus menyelesaikan resume biokimia. Selepas itu, rasa kantuk mahadahsyat menyerang, dan akhirnya saya tepar di depan monitor Natural, seperti anak telantar yang (untungnya) masih punya sisa uang.

Comments

Popular Posts