Apa Ya?

Semester tiga selesai sudah. Liburan? Belum, masih jedag-jedug nunggu nilai keluar. Harap-harap cemas sih tentu saja, tapi toh saya sudah pasrah menerima apapun hasilnya. Maksud saya, memangnya mau bagaimana lagi? Saya sudah bertekad untuk menjadi lebih dewasa menghadapi apapun mulai saat ini, dan kadang-kadang, dewasa juga harus berarti pasrah menerima takdir. Haha. Sebenernya nggak gitu juga, sih. Tapi ini ada hubungannya dengan sesuatu yang saya sebut proses. Honestly, sebenernya saya bener-bener nggak yakin dengan apa-apa yang saya lakukan di semester tiga. Saya anak nakal. Dibandingkan dengan ketika semester satu atau dua, ketika saya melihat dengan jelas bahwa saya adalah mahasiswi baik yang rajin mencatat dan mendengarkan apa yang dosen katakan selama di kelas. Well, di semester tiga ini, saya lebih sering melamun atau tidur di kelas daripada memperhatikan dosen.

Dan, ternyata itu berpengaruh banget lho sama yang namanya ujian.

Saya berani bilang bahwa persiapan saya untuk ujian bener-bener kacau balau semester ini. Oke, mari lupakan sejenak fakta bahwa memang nggak ada yang namanya minggu tenang sebagai kesempatan belajar. Terlepas dari fakta 'menyakitkan' itu, sudah seharusnya kalo pas ujian itu ya sebelumnya harus belajar. Minimal, malamnya lah. Nah, saya malah kebanyakan menghabiskan malam-malam ujian saya dengan galau memikirkan masa depan. Hoho, maksud saya, masa depan yang lain. Yang nggak ada hubungannya sama sekali dengan masalah akademis dan perkuliahan. Tampar saya tiga kali untuk ini.

Sedikit me-review tentang apa-apa yang terjadi pasca ujian akhir semester. Well, saya punya kesibukan baru: berorganisasi. Bukan, saya bukan aktivis. Saya ini manusia pasif, hanya saja, saya terperangkap pada suatu keadaan dimana saya harus berlakon sebagai manusia aktif yang menjadikan kesannya malah 'terlalu dipaksakan'. Started with musyawarah besar Denta Paramitha. Berawal mula dari situ. Bahwasanya telah tiba saatnya angkatan 2009 untuk memegang tonggak kepemimpinan organisasi-organisasi intrakampus, yang kemudian mengantarkan saya masuk ke dalam sebuah 'forum' bernama Dewan Formatur Denta Paramitha 2011. Yang kemudian mewajibkan saya ikut andil dalam serangkaian rapat tertutup berkepanjangan demi kelangsungan Denta Paramitha. Tugasnya menyusun kerangka organisasi, mulai visi misi sampai hal-hal kecil macam arahan kerja tiap divisi. Well, padahal awalnya saya bener-bener nggak tahu samasekali apa itu dewan formatur. Ketika forum menyepakati saya mewakili angkatan 2009 dalam fewan formatur, yah bisa apalagi saya? Dan ternyata, ini menjadi semacam surprise tersendiri bagi saya, karena ternyata walaupun berawal dari ketidakjelasan macam itu, ini butuh tanggungjawab yang sangat besar. Honestly, saya orangnya berjiwa petualang. Saya suka hal-hal baru. This is one of the reason why saya gampang sekali mengiyakan hal-hal yang bahkan sebenarnya nggak saya kuasai seperti ini.

Lalu, musyawarah besar Keluarga Mahasiswa FKG UGM. Siapa saya di sini? Anggota DP yang siap didemisionerkan. Dan yeah, akhirnya satu tanggungjawab terangkat juga dari pundak saya. Amanah sebagai Dewan Pengawas terletakkan sudah. Saya senang kok bisa mewakili angkatan 2009, yang saya nggak senang adalah, ternyata semangat saya nggak sebanding dengan aksi saya. Kontribusi saya selama satu periode kepengurusan? Saya pikir masih belum terwujudkan secara nyata.. Oleh karenanya, saya benar-benar berharap manusia-manusia 2009 yang terpilih sebagai dewan pengawas akan lebih kritis, lebih berpengalaman di lapangan, lebih berkontribusi untuk umat. Yah, pengalaman memang benar-benar guru yang paling baik...

And, here I am.

Beberapa hari terakhir hidup saya benar-benar jauh dari yang namanya teratur. Hedon merajalela. Saya nggak bisa berhemat. Hmm.. bukan seperti ini seharusnya liburan ideal. Menurut saya, liburan ideal adalah, ketika kamu bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk menjadi manusia produktif yang setidaknya sedikit berguna untuk sekitar. Saya bener-bener pengen kerja. Selama liburan sebulan ke depan sajalah. Tapi kerja apa? Saya nggak punya skill apa-apa yang memadai, e. Ada tawaran jaga warnet, sebenernya. Tapi saya masih pikir-pikir lagi. Karena, kok sepertinya saya masih kurang sreg dengan pekerjaan itu. Meskipun ketika saya jadi operator di warnet kehidupan cyber saya bakal terjamin, tapi.. entahlah, sepertinya saya kurang tertantang dengan pekerjaan itu. Saya perlu pekerjaan yang simpel tapi menantang. Sesuatu yang new buat saya.

Tapi apa, ya? Ada yang punya saran?

Comments

Popular Posts